Istiqamah



Istiqamah
(Seri Khutbah Jum’at)

Sebagaimana biasa di awal khutbahnya, khatib menyeru kepada semua jamaah untuk senantiasa meningkatkan rasa keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Keimanan dan ketaqwaan adalah kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Tema khutbah jum’at kali ini adalah istiqamah. Istiqamah adalah berlaku lurus dalam setiap tindakan. Istiqamah ini penting artinya bagi umat Islam. Dengan istiqamah maka kesuksesan akan bisa diraih. Dengan istiqamah maka setiap pekerjaan akan terasa ringan dilakukan. Karenanya buah dari istiqamah adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sebagai seorang muslim hendaknya kita senantiasa berlaku istiqamah dalam setiap perilaku kita. Istiqamah dalam arti kontinyu dan konsisten untuk selalu melakukan hal – hal positif, bukan sebaliknya melakukan hal – hal negative yang dilarang oleh Allah SWT. Termasuk diantara hal yang mesti kita jaga keistiqamahannya adalah shalat lima waktu. 

Sebagai seorang mukmin yang taat kepada Allah hendaknya kita tidak menganggap shalat sebagai beban kewajiban. Sebaliknya, shalat adalah kebutuhan kita yang mesti kita penuhi. Seandainya kita menganggap bahwa shalat adalah beban kewajiban, tentu akan muncul dalam hati, perasaan malas. Perasaan malas ini akan terus menghantui. Akibatnya, setiap saat waktu shalat tiba, selalu saja ada alasan yang digunakan untuk menunda – nunda shalat. Bila ini terjadi sungguh alangkah celakanya.

Sebaliknya, orang yang berpikir dan merasa bahwa shalat adalah kebutuhannya, ia akan merasa ringan dan giat melaksanakan shalat. Setiap waktu shalat tiba serta merta ia akan bergegas untuk menunaikan shalat. Bila saja ia lupa untuk tidak bersegera menunaikan shalat, maka secara otomatis akan muncul dalam dirinya perasaan resah, seperti ada sesuatu yang hilang dari dalam dirinya.

Begitulah orang yang menjadikan shalat sebagai kebutuhan. Ia akan terus berusaha untuk menjaga shalatnya dengan istiqamah. Ia akan merasa kehilangan saat sekali saja ia lalai dengan shalatnya. 

Istiqamah teras ringan diucapkan, tetapi sulit untuk dilakukan. Berapa banyak orang yang ingin mempertahankan sikap istiqamahnya, namun ia seringkali lupa akan komitmen yang dibuatnya. Mengapa demikian? Semua itu tidak lepas dari adanya campur tangan setan dan iblis yang senantiasa membisikkan godaannya dalam hati manusia. akibatnya, mereka yang tidak mendapatkan hidayah Allah, akan mudah dirayu dan dijerumuskan kepada hal – hal yang tidak diridlai Allah SWT. Karenanya sebagai seorang muslim yang taat dan beriman, hendaknya terus berupaya sekuat tenaga dengan mencurahkan seluruh kemampuannya baik dhahir maupun bathin untuk mendapatkan hidayah Allah. Mereka yang sungguh – sungguh dalam memohon hidayah, maka Allah akan memberikan hidayah-Nya kepada mereka. Sebaliknya mereka yang kurang atau tidak bersungguh – sungguh dalam memohon hidayah, maka hidayah Allah jauh dari orang tersebut.

Adalah satu cara diantara berbagai cara untuk tetap berada dalam keistiqamahan, yakni dengan membiasakan diri. Membiasakan diri bukan urusan mudah. Pada awalnya selalu ada keterpaksaan dalam hati saat mau melakukan sesuatu, tetapi semakin dipaksakan, dipaksakan dan dipaksakan lagi, semua itu akan berubah menjadi kebiasaan. Karenanya penting bagi setiap orang untuk memaksa dirinya melakukan sesuatu yang baik. Dengan memaksakan diri melakukan sesuatu yang baik, maka ia akan terbiasa dan sikap istiqamah akan didapatkan.

Allah SWT berfirman dalam Surat al-Fushshilat (41); 30 – 32:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (30) نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ (31) نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ (32)

Artinya: Sesungguhnya orang – orang yang berkata: “Tuhan kami adlah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat – malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa bersedih hati, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” Kamilah pelindung – pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S. al-Fushshilat (41); 30 – 31)

Demikianlah jaminan Allah bagi mereka yang mau istiqamah. Orang yang berlaku istiqamah setelah persaksiannya, “أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله”, meneguhkannya dalam hati sanubari dan merealisasikannya dalam perilaku kesehariannya, maka Allah akan menurunkan para malaikat yang akan menjaganya selama kehidupannya di dunia. Mereka tidak akan pernah merasakan takut selain kepada-Nya, tidak akan pernah merasa susah terhadap musibah yang ditimpakan kepada-Nya. mereka itulah orang – orang yang beruntung. Mereka akan mendapatkan surga yang dijanjikan Allah kelak di hari kiamat.

Ada tiga ranah yang harus dijaga oleh seorang muslim dalam merealisasikan istiqamah. Pertama, istiqamah lisan, yakni berusaha untuk senantiasa beristiqamah dalam setiap ucapan yang kita lontarkan. Jangan sampai ada kebohongan antara apa yang dituturkan, dengan apa yang ada dalam hati dan yang tampak dalam realitas kehidupan sehari – hari.

Kedua, istiqamah hati, yakni berusaha sekuat mungkin agar apa yang telah disampaikan secara lisan benar – benar menjadi keyakinan hati. Menjadi satu keyakinan yang akan mendorong setiap apa yang dilakukan, bukan sebaliknya banyak berkata namun kosong secara keyakinan hati. Sungguh orang – orang semacam ini terkecam dalam pandangan Islam.

Ketiga, istiqamah perbuatan, yakni berusaha dengan sungguh – sungguh agar apa yang diucapkan, diyakini dalam hati, senantiasa sesuai dengan apa yang tampak dalam kehidupan sehari – hari. Keistiqamahan dalam perilaku dhahir akan menjadi dakwah yang lebih mengena dibanding dakwah secara lisan.

Terakhir mari senantiasa berusaha semaksimal mungkin untuk senantiasa berlaku istiqamah dalam setiap perilaku. Mari kita biasakan untuk berlaku baik kepada siapapun dan mentradisikan perilaku baik. Boleh jadi, kita merasa berat untuk memulai. Namun, bila semua it uterus kita paksa, maka semuanya akan berjalan dengan normal dan akan menjadi suatu kebiasaan baik dalam kehidupan kita. Berapa beruntungnya orang yang senantiasa berbuat istiqamah dalam keimanan dan keislaman mereka. Allah akan menurunkan para malaikat-Nya untuk orang – orang yang berlaku istiqamah. Mereka tidak akan merasa takut dan sedih. Kelak di hari kiamat, dia akan menjadi orang yang paling bahagia karena Allah akan memasukkannya ke dalam surga. Tempat yang penuh dengan kenikmatan. Semua apa yang diinginkan dan diminta seseorang ada di dalamnya. Semoga saja kita bisa berlaku istiqamah dalam kehidupan kita. Amin…

Semoga Bermanfaat...
Allahu A'lam...

Komentar