Golongan Yang Tidak Bisa Melihat Wajah Rasulullah



Golongan Yang Tidak Bisa Melihat Wajah Rasulullah

Bertemu Rasulullah SAW tentu menjadi impian setiap muslim. Tidak ada kebahagiaan bagi umat islam selain bertemu dengan Rasulullah Muhammad SAW, nabi yang menjadi panutan sekaligus kekasih Allah SWT. Menurut keterangan yang terdapat dalam hadits Rasulullah SAW orang yang mimpi melihat Rasulullah SAW maka orang tersebut benar – benar melihat Rasulullah karena syaitan tiddak mampu menyerupai beliau.

Menjadi kebahagiaan tersendiri bagi umat islam yang dikarunia kemampuan untuk bertemu Rasulullah SAW meski hanya dalam mimpi terlebih bilah pertemuan itu yaqadlatan, dalam keadaan terjaga. Setiap umat Islam yang masuk ke dalam surga akan melihat dan berjumpa dengan Rasulullah SAW. 

Dalam satu riwayat dari Sayyidatina Aisyah Radliyallahu ‘anha, ada tiga golongan orang yang tidak akan pernah bisa melihat wajah Rasulullah SAW. Disebutkan dalam hadits:

لايرى وجهي ثلاثة أنفس: العاق لوالديه وتارك سنتي ومن لم يصل علي إذا ّكرت بين يديه

Artinya: “Tidak akan bisa melihat wajahkuu tiga macam orang, pertama, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, kedua, orang yang meninggalkan sunnahku, dan ketiga, orang yang tidak membaca shalawat kepadaku ketika (mendengar) aku disebut didekatnya”. 

Hadits di atas menjelaskan bahwa ada tiga golongan yang besuk di yaumul kiamat tidak bisa melihat wajah Rasulullah SAW. Golongan ini termasuk golongan yang merugi. Orang yang tidak bisa melihat Rasulullah sama artinya adalah penghuni neraka karena siapapun yang masuk surga maka ia akan bertemu dan bisa melihat wajah Rasulullah SAW.

Pertama, orang yang durhaka kepada kedua orang tua. Orang tua adalah orang yang paling berjasa dalam kehidupan kita. Oleh karenanya seperti apapun keadaan keduanya maka kita tetap berkewajiban untuk selalu berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua. Apa yang menjadi perintahnya harus berusaha kita lakukan asal bukan merupakan hal yang bertentangan dengan perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Kedudukan kedua orang tua sangat penting sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa ridla Allah tergantung pada ridla kedua orang tua dan murkanya tergantung pada keduanya. Ini menunjukkan bahwa peranan orang tua sangat penting sehingga perintah berbakti kepada keduanya disandingkan dengan perintah taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Oleh karenanya sebagai seorang muslim sudah sepatutnya untuk selalu berusaha berbakti kepada keduanya.

Pada kenyataannya ada tiga macam orang tua di dunia ini. Pertama adalah orang tua kandung kita. Mereka yang telah membesarkan dan mendidik kita semenjak kita masih dalam kandungan sampai kita bisa hidup mandiri dan bisa berdiri dengan kedua kaki kita. Kepada mereka maka kita harus berbakti, jangan sampai membuat keduanya murka terutama ibu. Kedua adalah mertua, orang tua dari suami atau istri. Kedudukan mereka sama dengan orang tua oleh karenanya setiap muslim hendaknya menjaga hak – hak mereka dan jangan sampai melukai perasaannya. Ketiga adalah guru, orang yang telah mendidik kita dengan ilmunya. Mereka juga orang tua kita didunia ini. Kepada mereka semua hendaknnya kita senantiasa berbuat baik, patuh dan taat pada perintahnya asalkan bukan pada hal yang dilarang oleh Allah SWT.

Kedua, orang yang meninggalkan sunnahku. Orang yang meninggalkan sunnah Rasulullah menunjukkan bahwa mereka tidak cinta kepada Rasulullah SAW. Orang yang tidak mencintai Rasul sama halnya mereka tidak cinta kepada Allah. Mereka yang tidak cinta kepada Allah maka tempatnya adalah neraka.

Salah satu bukti bahwa kita mencintai Rasulullah SAW adalah senantiasa berusaha untuk selalu mengikuti petunjuknya. Mengikuti petunjuknya berarti juga dengan melaksanakan semua sunnah yang telah dicontohkannya. Orang yang benar – benar memiliki rasa cinta kepada Rasulullah SAW akan senantiasa berusaha untuk selalu melaksanakan sunnah – sunnahnya. Mereka salaing berlomba untuk mendapatkan keutamaan disisinya karena keutamaan disisinya sama halnya keutamaan di hadapan Allah SWT. Orang yang mengaku cinta kepada Rasulullah SAW tetapi tidak mau melaksanakan sunnah – sunnahnya maka sudah bisa dipastikan bahwa cintanya kepada Rasulullah SAW adalah cinta palsu. Cinta semacam ini terkecam dan justru pelakunya diansam dengan tidak bisa melihat wajah Rasulullah SAW besok di hari kiamat.

Ketiga, orang yang tidak membaca shalawat kepada Rasulullah SAW ketika nama beliau disebut didekatnya. Allah SWT memerintahkan kepada orang yang beriman untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Perintah untuk bershalawat kepada Rasulullah ini termaktub dalam Surat al-Ahzab; 33; 56:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (56)

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi (Muhammad SAW), wahai orang – orang yang beriman bacalah shalawat kepadanya (Nabi Muhammad SAW) dan sampaikan salam kepadanya. (Q.S. al-Ahzab; 33; 56)

Perintah bershalawat kepada Rasulullah SAW berbeda dengan perintah Allah yang lain. Perintah bershalawat adalah satu – satunya perintah yang Allah SWT sendiri juga turut melakukannya. Hal ini menunjukkan bahwa shalawat kepada Rasulullah SAW termasuk hal yang sangat penting dan sangat dianjurkan oleh Allah SWT agar dilaksanakan oleh orang yang beriman.

Selain shalawat merupakan perintah yang Allah secara langsung juga mencontohkan, shalawat juga merupakan media bagi umat islam untuk berhubungan dengan Rasulullah SAW. Bershalawat apapun jenis shalawatnya baik shalawat yang ma’tsurah maupun yang ghair ma’tsurah sangat dianjurkan. Oleh karenanya sebagai seorang mukmin maka seharusnyalah kita berusaha untuk selalu bershalawat kepadanya setiap hari semampu kita.

Membaca shalawat memiliki banyak faidah dan manfaat bagi pembacanya. Diantara fadlilah terbesar dari orang yang senantiasa bershalawat kepada Rasulullah SAW adalah inthiba’u shuratihi shallallahu ‘alaihi wasallama ‘ala qalbi al-mushalli, tercetaknya shurah Rasulullah SAW dalam hati si pembaca shalawat. Dengan demikian maka seorang yang dihatinya telah tercetak shurah Rasulullah SAW akan berakhlak sebagaimana akhlak Rasulullah SAW. Ia akan menjadi pribadi yang senantiasa disinari dengan qalbun nubuwwah, hati bagaikan hati nabi sehingga pribadinya akan menjadi pribadi yang mengagumkan sebagaimana nabi. Orang yang telah sampai pada maqam ini maka ia akan mencapai birrasul dalam kehidupannya. Dengan birrasul inilah iman billah dalam dirinya akan semakin sempurna.

Orang yang tidak mau membaca shalawat ketika nama Nabi Muhammad SAW disebut di dekatnya maka orang semacam ini adalah sebakhil – bakhilnya manusia. Ia diancam tidak akan bisa melihat wajah Rasulullah SAW besok di hari kiamat.

Demikianlah tiga golongan di atas sebagaimana sabda Rasulullah SAW tidak akan bisa melihat wajah Rasulullah SAW. Mudah – mudahan kita diselamatkan dari tiga macam golongan diatas dan dijadikan sebagai penderek dan pengikut setia Rasulullah SAW sampai hari perjumpaan dengan-Nya.

Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam …

Komentar

  1. Subhanallah. Terimakasih. Karya tulis ilmiah ini insyaallah menginspirasi saya

    BalasHapus

Posting Komentar