MUSLIM SEJATI
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
المسلم
من سلم المسلمون من لسانه ويده والمهاجر من هجر مانهى الله عنه (رواه البخاري)
Artinya: “Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin lainnya
selamat dari (gangguan) lisan dan tangannya, sedangkan muhajir (orang yang
berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (H.R.
al-Bukhari)
Hadits di atas mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya kita
berlaku sebagai seorang muslim. Seorang muslim
yang sejati adalah orang yang tidak menggangu saudara mereka sesama muslim. Ia akan
menebarkan kedamaian dimananpun dia berada.
Gangguan kepada orang lain boleh jadi berasal dari tangan, boleh
jadi juga berasal dari lisan. Tangan yang kita miliki boleh jadi menjadi
penyebab orang lain merasa terganggu. Oleh karena itu maka seyogyanya seorang
muslim selalu berusaha berbenah diri agar tangan yang dimilikinya tidak
mengganggu orang lain. Baik dengan melakukan aktifitas yang bisa menyakiti
seperti memukul, mencubit, mencuri, merusak dan sebagainya. Hal – hal semacam
ini harus dihindarkan oleh setiap muslim agar keislamannya tidak menyebabkan
orang lain celaka.
Lisan adalah makhluk Allah yang tak bertulang. Karena tak bertulang
maka sifat lisan itu lentur, mudah sekali berkata A, B, C dan seterusnya. Tidak
jarang tanpa kita sadari lisan itu mengucapkan hal – hal yang bisa melukai
perasaan orang lain. Bahaya lisan yang tidak terjaga sangat mengkhawatirkan. Bahkan
dalam salah satu riwayat disebutkan:
سلامة
الإنسان فى حفظ اللسان
Artinya: “Keselamatan manusia itu tergantung pada kemampuan
menjaga lisannya”.
Riwayat di atas semakin menunjukkan pentingnya kita dalam menjaga
lisan. Lisan yang tidak dijaga boleh jadi akan menyebabkan peperangan yang
dahsyat. Bila imbas dari tangan hanya dirasakan oleh satu dua orang, maka
bahaya lisan boleh jadi bisa merusakkan seluruh warga desa, kota bahkan Negara.
Nah, disinilah pentingnya umat islam untuk senantiasa menjaga lisannya agar
orang lain tidak merasa terganggu dengan kehadiran kita.
Mengganggu orang lain terutama orang muslim adalah perbuatan dosa
besar. Muslim yang sebenarnya tidak akan melakukan perbuatan – perbuatan yang
menyebabkan orang lain terganggu. Sebaliknya muslim yang sejati akan selalu
berusaha menciptakan kedamaian dimanapun dia berada tanpa pandang bulu. Sebagaimana
Rasulullah SAW yang senantiasa menciptakan kedamaian dimanapun beliau berada. Pribadi
beliau adalah al-Qur’an sebagaimana yang diriwayatkan Aisyah ketika ditanya
tentang kepribadian Rasulullah SAW maka jawabnya, kana khuluquhu al-Qur’an.
Selanjutnya dalam hadits di atas juga diterangkan bahwa seorang muhajir
(orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah. Berhijrah tidak hanya
pindah tempat tanpa ada perubahan sikap dan perbuatan. Ornag yang bersama
Rasulullah SAW hijrah dari Makkah menuju Madinah belum dikatakan hijrah dalam
arti yang sebenarnya sehingga ia benar – benar telah meninggalkan perbuatan –
perbuatan dosa yang dilarang oleh Allah menuju hal – hal yang diperintahkan dan
diridlai Allah SWT.
Bagi seornag muslim penting baginya untuk selalu mengoreksi diri
dalam setiap waktu apakah setiap waktu yang dilalui sudah sesuai dengan
kehendak Allah atau belum. Kalau belum maka hendaknya segera berhijrah agar
setiap saat dari waktu yang dilaluinya selalu menjadi waktu yang bermanfaat.
Seorang muhajir yang sebenarnya adalah orang yang mau meninggalkan
segala yang haram, menjauhi segala larangan, menahan diri dari perbuatan dosa,
meninggalkan diri dari segala pelanggaran, bertaubat dari segala kemaksiatan
dan menahan dirinya dari perbuatan yang salah. Inilah hakikat berhijrah
sebagaimana yang dikehendaki oleh hadits di atas.
Semoga Bermanfaat....
Allahu A'lam....
Komentar
Posting Komentar