Tradisi Baru di Ma’had al-Jami’ah
Hari ini, Jum’at 10 Februari 2017, keluarga besar pengelola UPT
Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung meciptakan tradisi baru yang sebelumnya
belum ada semasa pengelola sebelumnya. Tradisi baru ini berbentuk khatmil Qur’an
yang rencananya akan diadakan pada setiap Jum’at legi.
Mengapa dilaksanakan pada hari Jum’at legi? Bagi pengelola Ma’had
al-Jami’ah Jum’at legi memiliki makna tersendiri bila dibandingkan dengan hari
jum’at yang lain. Menurut perhitungan Jawa, Jum’at itu neptunya 6 sedang legi
itu 5 yang bila dijumlahkan ditemukan angka 11. Angka ini sesuai dengan jumlah
pengelola Ma’had al-Jami’ah yang berjumlah 11 orang. Satu orang Mudir, Dr. KH.
Muhammad Teguh Ridlwan, M.Ag. dan 10 orang murabbi yang terdiri dari 9 orang
dostap non PNS (dosen tetap non PNS) dan 1 orang DLB, K. Ahmad Marzuqi, S.Th.I,
M.Pd.I. Inilah yang mungkin ikut melatarbelakangi dipilihnya hari Jum’at legi
sebagai hari pelaksanaan khatmil Qur’an.
Khatmil Qur’an hari ini diawali dengan sekedar siraman ruhani yang
disampaikan oleh Mudir Ma’had al-Jami’ah. Dalam sambutannya Mudir Ma’had
al-Jami’ah mengingatkan bahwa pada dasarnya semua amal perbuatan yang selama
ini kita lakukan belumlah atau bahkan tidak bisa dibanggakan dan diandalkan sama
sekali. Shalat dan ibadah – ibadah lain yang kita kerjakan seringkali kosong
tanpa makna. Saat shalat misalnya antara ingat kita kepada Allah dengan lupa
kita jauh lebih banyak lupa kita. Hal inilah yang sebenarnya menyebabkan amal
kita sesungguhnya lebih banyak negatifnya daripada positifnya.
Lebih lanjut beliau menyampaikan, oleh karena amal kita yang
cenderung negatif maka kita membutuhkan syafaat agar dihari pembalasan kelak
kita ditolong sehingga bisa menikmati kehidupan di surga yang penuh dengan nikmat
dan karunia Allah SWT. Beliau menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang bisa
memberikan syafaat kepada kita di hari kiamat. Tiga hal itu adalah membaca
al-Qur’an, puasa, dan shalawat kepada Rasulullah SAW.
Pertama, membaca al-Qur’an. Membaca al-Qur’an termasuk ibadah yang
bisa kita harapkan syafaatnya besok di hari kiamat. Dengan senantiasa istiqamah
membaca al-Qur’an, penuh dengan keikhlasan, maka al-Qur’an yang kit abaca akan
memberikan syafaat kepada kita. Tidak hanya satu surat, satu ayat bahkan setiap
huruf dalam al-Qur’an bisa kita harapkan syafaatnya. Tentunya tidak hanya
sekedar membaca, tetapi dengan memenuhi semua ketentuan yang ada dalam adab
membaca al-Qur’an, bersungguh – sungguh dalam memahaminya dan berusaha
menerapkannya dalam setiap kehidupan sehari – hari. Dengan demikian in sya’a
Allah kita bisa mendapatkan syafaat al-Qur’an di hari kiamat.
Kedua, puasa. Menurut Mudir Ma’had al-Jami’ah puasa juga termasuk
amal ibadah yang dapat diharapkan syafaatnya. Puasa ini termasuk hal yang
berat, apalagi dengan melihat kesibukan masing – masing orang dalam
kesehariannya. Puasa sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Setidaknya dalam
satu bulan kita disunnahkan puasa 3 hari yang dikenal dengan puasa ayyamil
bidh, yang dikerjakan pada tanggal 13, 14 dan 15 tiap bulan. Menurut beliau
puasa 3 hari itu sama nilainya dengan puasa satu bulan. Satu hari
dilipatgandakan pahalanya sebanyak 10 kali, sehingga sepadan dengan 30 hari.
Dengan demikian siapa saja yang melaksanakan puasa ayyamil bidh rutin tiap bulannya
sama dengan melaksanakan puasa selama satu tahun. Apabila kita tidak bisa
melaksanakan hal itu Allah memberikan solusi lagi dengan melaksanakan puasa
Ramadlan sebulan penuh ditambah dengan 6 hari di bulan syawwal. Dengan
melaksanakan puasa Ramadlan dan disambung dengan 6 hari di bulan Syawwal maka
menurut Rasulullah SAW nilainya sama dengan puasa satu tahun.
Ketiga, shalawat kepada Rasulullah SAW. Membaca al-Qur’an dan puasa
memiliki syarat – syarat khusus yang harus dipenuhi agar bisa diterima Allah
SWT. Shalawat kepada Rasulullah SAW termasuk amalan yang paling mudah diantara
yang lain, yang tidak ada syarat – syarat khusus di dalamnya. Oleh karena itu
seyogyanya kita senantiasa memperbanyak membaca shalawat kepada Rasulullah SAW
agar mendapatkan syafaat dari beliau khususnya di hari kiamat. Dalam sebuah
hadits Rasulullah SAW bersabda; “Paling utama – utamanya manusia besok di
hari Kiamat adalah mereka yang paling banyak membaca Shalawat kepadaku”.
Oleh karena itu apabila ada orang yang berbeda pendapat dan mengatakan membaca
shalawat kepada Rasulullah SAW sebagai bid’ah maka tidak perlu kita hiraukan.
Kita tetap mengikuti tuntunan dan ajaran Rasulullah SAW dengan memperbanyak
membaca shalawat untuk meraih syafaatnya.
Selain itu beliau juga mengingatkan agar kita senantiasa bersifat
toleran kepada sesame makhluk termasuk diantaranya mungkin yang berada dalam
dimensi yang berbeda dengan kita. Semua makhluk itu memiliki tugas yang sama
dengan kita yaitu untuk mengesakan Allah dan beribadah kepada-Nya. Oleh karena
itu tidak dibenarkan apabila dengan bacaan – bacaan al-Qur’an kita berniat
untuk mengusir, tetapi lebih diniatkan agar semuanya mendapat hidayah dan
petunjuk Allah SWT. Bersama – sama berlomba – lomba dalam kebaikan untuk
menggapai ridla Allah SWT.
Ma’had al-Jami’ah sebagai salah satu lembaga yang mengelola keislaman
di lembaga IAIN Tulungagung selalu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik
untuk mahasantri terutama dalam bidang keislaman. Semoga dengan adanya tradisi
baru berupa khatmil Qur’an, Ma’had al-Jami’ah dan para pengelolanya diberikan
kekuatan dlahir dan bathin terutama dalam menjalankan semua program –
programnya sesuai dengan harapan meneguhkan IAIN Tulungagung sebagai kampus
dakwah dan peradaban.
Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…
Komentar
Posting Komentar