Sesaat Penuh Makna
(Sebuah Catatan atas Perbincangan Bersama Dr. Ngainun Naim)
Entah mengapa hari ini terasa sangat melelahkan bagi saya. Semenjak
pagi saya merasa sangat mengantuk, bahkan saat mengajar hampir – hampir saya
kehilangan kontrol saking ngantuknya, terutama saat mengaji kitab pagi ini. Itulah
sebabnya mengapa saya memutuskan untuk merebahkan badan di pojok kantor saat
waktu istirahat tiba. Dan benar saja dalam waktu yang singkat alam fikiran saya
telah menghilang ke dunia maya yang tak bisa diungkapkan dengan kata.
Semenjak pagi saya sudah menghubungi Dr. Ngainun Naim. Saya
menghubungi beliau lewat whathsap. Rencananya siang ini saya ingin bertemu
dengan beliau untuk menimba pengetahuan dari beliau. Dan alhamdulillah ternyata
beliau juga berkenan dengan keinginan saya untuk menemui beliau.
Tidak disangka juga ternyata tidur saya hari ini kelewat nyenyak
–mungkin saking capeknya. Saya mulai merebahkan tubuh pada sekitar pukul 12.00
WIB dan saat terbangun ternyata jarum jam telah menunjuk pukul 13. 40 WIB.
Segera saja saya mengambil air wudlu untuk menunaikan shalat Dzuhur dan
Alhamdulillah masih sempat menemukan shalat berjamaah.
Selesai menunaikan shalat saya bergegas bersiap untuk menemui Dr.
Ngainun Naim. Saya tidak ingin kehilangan momentum yang istimewa ini. Maklum
saja, beliau adalah orang besar yang seringali sibuk dengan aktifitasnya. Jadi
sebagai seornag yang kepingin belajar dari beliau, saya harus tau diri.
Saya menemui beliau di kantor LP2M tempat beliau biasa ngantor.
Saya menemui beliau bersama dengan seorang dosen muda potensial bernama Wikan
Galuh Widiarto, M.Pd. teman sekantor saya yang juga dosen Fakultas Ushuludin Adab
dan Dakwah. Pertemuan itu singkat tetapi penuh dengan nuansa ilmu dan
pengetahuan –tentunya menurut saya.
Dalam pertemuan ini beliau banyak memberikan pengarahan dan
motivasi kepada kami yang masih muda terutama dalam hal literasi. Memang sudah
menjadi rahasia umum bahwa beliau adalah penggerak literasi di IAIN Tulungagung
dan beliau juga termasuk dalam pengurus Sahabat Pena Nusantara, satu jaringan
yang bergerak dalam menggelorakan suara literasi.
Pertemuan ini terasa sangat hangat, tidak seperti umumnya pertemuan
dengan orang besar lainnya yang biasanya terasa kaku. Ya inilah bedanya bertemu
beliau dengan pejabat lain. Hehehe…
Dalam pertemuan singkat itu beliau banyak bercerita tentang liku –
liku perjalanan hidupnya dalam menekuni dunia tulis menulis. Ternyata, beliau
juga pernah merasa jenuh dan capek menulis. Tetapi sekali lagi beliau tanamkan
dalam diri kalau beliau tidak melestarikan tradisi langka ini siapa lagi yang
mau melestarikan?.
Untuk semakin menumbuhkan semangat dalam menulis perlu kiranya
membagun silaturahmi dengan para penulis. Dengan menyambung silaturahmi bersama
para penulis semangat menulis akan semakin tertanam dalam diri sehingga minat
menulis semakin besar.
Untuk menulis beliau seringkali menyempatkan waktunya pada sekitar
pukul setengah empat sampai menjelang subuh. Tradisi ini berusaha beliau bangun
bertahun – tahun dan hasilnya seperti yang terasa hari ini. Saat ini beliau
berusaha untuk melakukan gerakan literasi di mana – mana terutama lewat komunitas
Sahabat Pena Nusantara. Dalam lingkup IAIN Tulungagung beliau juga memberikan
dorongan dan motivasi agar semakin tumbuh semangat berkarya dalam diri para
dosen di IAIN Tulungagung. Beliau mengatakan, kampus ini sudah semakin besar,
jumlah mahasiswa semakin banyak, apalagi yang mau dibanggakan dari kampus ini
selain banyaknya jumlah mahasiswa, gedung yang megah bila dosen dan
mahasiswanya tidak mempunyai karya –karya dalam bentuk buku tentunya.
Inilah yang berusaha untuk selalu ditumbuhkan dan ditanamkan oleh
beliau. Beliau mendorong seluruh elemen di kampus IAIN untuk bisa memiliki
perhatian dalam bidang literasi. Beliau juga mendorong terbitnya buku – buku
karya mahasiswa, semisal buku karya dari mahasiswa bidik misi. Ini adalah upaya
dalam menumbuhkan budaya literasi di lingkungan IAIN Tulungagung.
Terakhir, beliau memberikan undangan kepada saya kalau seandainya
berkenan ikut serta dalam kegiatan seminar yang diadakan di ITS Surabaya pada
tanggal 21 Mei 2017 mendatang. Ingin sebenarnya bisa hadir dan bertemu dengan
tokoh – tokoh hebat penggerak literasi. Tetapi ya liat saja nanti, apakah waktu
dan kesempatan bersahabat atau tidak.
Terima kasih saya sampaikan kepada Dr. Ngainun Naim atas waktu dan
ilmunya hari ini. Semoga semakin banyak para pegiat literasi di kampus tercinta
ini, sehingga menjadi kampus yang berperadaban. Amin…
Semoga bermanfaat…
Allahu a’lam…
Komentar
Posting Komentar