Peringatan Isra' MI'raj



Peringatan Isra’ MI’raj
(Ma'had al-Jami'ah IAIN Tulungagung

Di penghujung bulan April 2017 ini, Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung penuh dengan berbagai agenda. Setelah kemarin minggu 23 April 2017 dilaksanakan lomba musabaqah al-Khithabah, malam ini, Selasa 25 April 2017 giliran Ma’had al-Jami’ah menggelar acara yang tidak kalah meriah yakni peringatan Isra’ Nabi Besar Muhammad SAW. Acara ini merupakan rangkaian acara yang digelar Ma’had al-Jami’ah sebelum pada akhirnya menggelar acara “Haflah Akhir al-Sanah” yang Insya Allah akan digelar pada akhir bulan Mei mendatang.

Acara ini diikuti oleh seluruh para pengelola Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung, mulai dari Mudir Ma’had al-Jami’ah, DR. K.H. Muhammad Teguh Ridlwan, M.Ag, para murabbi yang tediri dari unsur dosen tetap bukan PNS, para asatidz dari unsur dosen dan tenaga professional, para musyrifah yang terdiri dari unsur mahasantri semester atas yang saat ini dikomandani oleh ukhti Istihabbil Imamah yang sesaat lagi akan mengikuti ujian skripsi dan para mahasantri yang tinggal di asrama Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung.

Prosesi acara peringatan Isra’ Mi’raj mala mini di awali dengan penampilan mahasantri yang menampilkan kebolehan mereka dalam olah vocal bersama Group Shalawat al-Banjarinya. Setelah itu barulah memasuki acara intinya yaitu peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW. yang dilaksanakan secara seremonial di Aula Utama Gedung Pascasarjana Lantai lima. Hadir sebagai mau’idlah al-hasanah pada kesempatan ini adalah al-Habib Hasan bin Ali Assegaf dari Surabaya.

Sebelum penyampaian mau’idlah al-hasanah terlebih dahulu diawali dengan sambutan – sambutan, yakni atas nama wakil panitia pelaksana yang diwakili oleh Muhamad Fatoni, M.Pd.I, dan sambutan Mudir Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung oleh DR. K.H. Muhammad Teguh Ridlwan, M.Ag.

Dalam sambutannya Mudir Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung memberikan apresiasi atas terlaksananya program peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW. Menurut beliau acara semacam ini penting untuk di “uri – uri”, dihidupkan. Dengan adanya peringatan Isra’ Mi’raj semacam ini, maka kita akan memiliki “sambung roso”, keterikatan hati dengan beliau Rasulullah Muhammad SAW.
 Mudir Ma'had Saat Memberi Kata Sambutan

Peringatan Isra’ Mi’raj juga merupakan peringatan peristiwa besar yang pernah dialami oleh Baginda Agung Muhammad SAW. Sesungguhnya banyak sekali peristiwa besar yang pernah dialami oleh Rasul semisal Isra’ Mi’raj, peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah, penaklukan Makkah dan lain – lain. Namun, beliau menegaskan dari rangkain peristiwa tersebut yang secara langsung termaktub dalam al-Qur’an adalah peristiwa Isra’ Mi’raj baginda Agung Muhammad SAW. Ini menandakan bahwa peristiwa ini adalah peristiwa yang jauh memiliki makna besar disbanding peristiwa lainnya.

Beliau juga menyampaikan bahwa inti dari Isra’ Mi’raj sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’an terletak pada kata “Linuriyahu min ayatina”, yang artinya supaya kami menunjukkan kepadanya sebagian di antara tanda – tanda kekuasaan Kami.

Jadi peristiwa Isra’ Mi’raj adalah merupakan salah satu peristiwa besar yang harus diimani oleh setiap umat Islam. Peristiwa ini sekaligus menjadi sarana bagi Allah SWT untuk menunjukkan kekuasaan-Nya kepada hamba pilihan yang menjadi kekasih-Nya, Muhammad SAW.

Sementara itu pada mau’idlahnya, beliau al-Habib Hasan bin Ali Assegaf, banyak memberikan penjabaran dan penjelasan megenai shalawat kepada beliau Rasulullah SAW. Disamping itu beliau juga menyampaikan banyak hal tentang hikmah dibalik peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW.
Mau'idzah Hasanah Oleh Habib Hasan bin Ali Assegaf

Diawal pemaparannya beliau menyampaikan bahwa acara peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW. seperti acara yang digelar pada kesempatan malam hari ini, merupakan acara positif yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Dengan adanya peringatan Isra’ Mi’raj seperti acara malam hari maka hati kita semakin dipenuhi dengan cinta dan syauq/rindu kepada Beliau Rasulullah SAW.

Selian itu beliau juga menyampaikan bahwa acara – acara yang digelar dalam rangka untuk memperingati sejarah Rasulullah SAW, baik berupa maulid Nabi, Isra’ Mi’raj dan seterusnya bukanlah hal yang bid’ah, khurafat, syirik dan kufur. Sungguh mereka yang menganggap peringatan – peringatan seperti ini sebagai hal yang bid’ah, khurafat, syirik dan kufur adalah orang yang telah terbutakan mata hatinya. Meski mereka sudah mengetahui dalilnya mereka tidak akan menerima kebenaran itu karena hatinya telah tertutup.

Sebagai bukti beliau menyebutkan sebuah riwayat bahwa suatu ketika Ibnu Abbas R.A. pernah meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk menggunakan lisannya sebagai alat untuk memuji dan mengagungkan beliau. Beliau tidak melarangnya dan justru mendoakan, semoga lisanmu –yang dipakai untuk memuji rasul, akan menjadi sebab dikumpulkannya engkau bersamaku di surga.

Beliau melanjutkan, bahwa selama ini yang dibaca oleh para ulama dan umat Isalm, baik berupa dziba’, berzanji, simtut durar semuanya berisi sejarah Rasulullah SAW dan pujian atas beliau. Dengan membaca semua itu maka kita akan semakin memahami betapa agungnya sejarah beliau dan betapa agungnya kedudukan beliau SAW. Dengan mengetahui keagungan sejarah dan pribadi Rasul maka semakin tumbuh dalam hati kita rasa mahabbah dan rindu kita kepada beliau Rasulullah SAW.

Beliau juga mengingatkan tentang keagungan ibadah yang berupa shalawat kepada Rasul SAW. Amal ibadah kita mungkin saja tidak diterima oleh Allah, baik itu shalat kita, shadaqah, puasa dan haji oleh karena ketidak ikhlasan kita dalam mengerjakannya. Amal ibadah sebanyak apapun apabila tidak ikhlas lillahi ta’ala dalam pelaksanaannya, maka semua itu akan ditolak oleh Allah. 

Mengingat sulitnya amal ibadah agar diterima oleh Allah, maka kita perlu untuk memohon syafaat kepada Rasulullah SAW dengan memperbanyak shalawat. Menurut beliau shalawat adalah amal ibadah yang paling mudah di antara yang lain. Shalawat seperti apapun keadaannya pasti akan diterima oleh Allah SWT meski yang membacanya berlaku riya’.

Shalawat adalah amal ibadah yang paling bisa kita harapkan agar kita dikenal dan disyafaati oleh beliau Rasulullah SAW. Oleh karena itu beliau mengajak kepada semua yang hadir utamanya para mahasantri untuk senantiasa memperbanyak shalawat kepada beliau Rasulullah SAW.

Beliau juga menegaskan bahwa oleh – oleh Nabi Muhammad SAW saat menghadap Allah dalam peristiwa Isra’ Mi’raj adalah shalat. Shalat menjadi amal ibadah yang akan dihisab oleh Allah SWT besuk di hari kiamat. Apabila shalatnya baik, maka baiklah seluruh amal ibadahnya. Sebaliknya bila shalatnya jelek, maka buruklah seluruh amal ibadahnya. Shalat ibarat barometer yang menjadi tolok ukur keimanan seseorang.

Karena itulah beliau mengajak kepada seluruh yang hadir untuk seantiasa mengoreksi shalatnya. Apabila sudah tertib maka harus ditingkatkan kekhusyu’annya, apabila sudah khusyu’ maka harus disukuri. 

Selain itu dalam kesempatan ini, beliau juga mengingatkan agar semua yang hadir tidak menghina dan meremehkan mereka yang shalatnya belum baik. Beliau mengingatkan bahwa apabila ada orang yang belum bisa shalat, maka kewajiban kitalah untuk mengajaknya shalat. Apabila ia belum bisa shalat, maka kewajiban kitalah untuk mengajarinya shalat.

Beliau menegaskan bahwa untuk menjadi umat Nabi Muhammad SAW tidaklah gampang. Termasuk di antara syarat umat Nabi Muhammad SAW adalah mau menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.

Intinya untuk mejadi umat Nabi Muhammad SAW maka seseorang harus mampu menjadi seorang da’i. Da’i tidak harus dengan ceramah. Tugas da’i tidak hanya disandang oleh mereka yang menjadi muballigh, ustadz, kiai dan sebagainya. Akan tetapi pada hakikatnya semua umat Islam harus mampu berperan sebagai seorang da’i yang mengajak umat manusia untuk menjalankan yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar.

Terakhir beliau mengajak kepada semua yang hadir agar memperbanyak istighfar, mohon ampun kepada Allah. Dengan mohon ampun kepada Allah, maka semua hajat kita akan dikabulkan oleh Allah SWT. Inti dari istighfar adalah taubat kepada Allah SWT. Dengan taubat yang sungguh – sungguh kepada Allah, maka Allah akan membukakan pintu barakah-Nya baik dari langit dan bumi.

Akhirnya semoga peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW yang digelar oleh keluarga besar Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung mampu menjadikan seluruh pengelola dan mahasantri memiliki rasa cinta/mahabbah kepada Rasul SAW, memiliki rasa syauq/rindu kepada Rasul SAW sehingga dikumpulkan bersama – sama beliau di surga-Nya Allah SWT. Semoga ke depan seluruh mahasantri IAIN Tulungagung akan dijadikan oleh Allah sebagai pecinta – pecinta Allah dan Rasulullah SAW. Amin

Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…

Komentar