Workshop Penelitian Perspektif Gender Jilid I



Workshop Penelitian Perspektif Gender Jilid I


Pagi ini LP2M IAIN Tulungagung punya gawe. Bertempat di Crown Victoria Hotel Tulungagung acara yang dipandegani oleh Pusat Studi Gender, yakni satu acara yang dikemas dalam bentuk workshop penelitian perspektif gender. Acara ini akan dijadwalkan berlangsung selama dua hari, yakni tanggal 12-13 Mei 2017.

Pada sesi pertama bertindak sebagai Narasumber adalah Prof.Dr. Irwan Abdullah, P.Hd. dari UGM Jogyakarta. Dalam paparannya beliau menyampaikan banyak hal kaitannya dengan penelitian gender di Indonesia.

Di awal pemaparannya beliau menyampaikan bahwa kebanyakan kesalahan seorang penulis yang melakukan penelitian adalah sering tidak memikirkan untuk apa hasil penelitian yang dilakukannya. Kesalahan ini seringkali berimbas pada ketidak layakan tulisan tersebut untuk dikonsumsi oleh public, terlebih untuk diterbitkan sebagai karya ilmiah.

Hal ini lah yang semestinya disadari oleh para peneliti sehingga mereka mencoba untuk melakukan perubahan arah dari penelitiannya. Langkah pertama yang mesti dilakukan adalah memikirkan tentang keresahan ilmiah tentang apa yang mengusik dirinya untuk meneliti seputar hal yang menjadi fokus kajiannya.

Berkaitan dengan gender beliau menyatakan bahwa sesungguhnya studi gender bertujuan agar terjadi kesetaraan antara lelaki dan perempuan baik dalam perannya sebagai bagian dari kelompok masyarakat, dan semua peran yang memungkinkan untuk mereka ambil bagian di dalamnya. Dengan demikian mereka tidak lagi menjadi kelompok yang termarginalkan karena kodrat mereka sebagai seorang wanita.

Pada dasarnya ranah dalam studi gender bisa mencakup banyak aspek. Persoalannya seringkali banyak peneliti yang membatasi aspek kajian dari studi gender tersebut sehingga cenderung studi gender berkutat pada aspek yang sempit terutama hanya kaitannya dengan posisi mereka yang termarginalkan akibat sering terbatasnya ruang gerak mereka dalam wilayah publik.

Dalam melakukan penelitian studi gender seharusnya seseorang tidak hanya memetakan peran wanita, akan tetapi harus ada nuansa melakukan pendobrakan terhadap tata nilai budaya dan tradisi yang cenderung menempatkan perempuan sebagai bagian yang termarginalkan. Harus ada jiwa pembelaan terhadap hak – hak perempuan.

Selain itu dalam melakukan penelitian studi gender kita harus memerankan diri untuk duduk bersama perempuan dan mendengarkan apa yang mereka katakana dan mereka rasakan. Sebagai catatan penempatan posisi perempuan sebagai kaum yang termarginalkan seringkali disebabkan oleh kasus kolonialisasi, etnisitas, system klas dan seterusnya. Nah, hal ini lah yang semestinya kita kritisi untuk kemudian memberikan warna yang berbeda dari warna sebelumnya.

Semoga kesetaraan yang diharapkan dari gerakan gender bisa terealisasi. Namun yang musti tetap harus dijaga adalah sesuai dengan porsinya, tanpa melewati batasan kepatutan yang diharapkan. 

Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…

Komentar