Takdir di Saat Peniupan Ruh



Takdir di Saat Peniupan Ruh

Persoalan takdir memang menjadi rahasia Allah. Baik buruknya nasib seorang manusia juga bergantung pada ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Tiada seorangpun yang tahu selain Dia. Sehebat dan setinggi apapun derajat seseorang tidak membuatnya bisa mengungkap rahasia takdir yang telah ditentukan dan dibuat oleh-Nya, Yang Maha Segalanya. 


Berkenaan dengan takdir manusia, terdapat sebuah riwayat yang menyebutkan:

حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَنْبَأَنِي سُلَيْمَانُ الْأَعْمَشُ قَالَ سَمِعْتُ زَيْدَ بْنَ وَهْبٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ قَالَ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعٍ بِرِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ فَوَاللَّهِ إِنَّ أَحَدَكُمْ أَوْ الرَّجُلَ يَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا غَيْرُ بَاعٍ أَوْ ذِرَاعٍ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا غَيْرُ ذِرَاعٍ أَوْ ذِرَاعَيْنِ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا قَالَ آدَمُ إِلَّا ذِرَاعٌ

Artinya: (BUKHARI - 6105) : Telah menceritakan kepada kami Abul Walid, Hisyam bin Abdul Malik telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah memberitakan kepadaku Sulaiman Al A'masy mengatakan, saya mendengar Zaid bin Wahab dari Abdullah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seorang yang jujur lagi di benarkan, bersabda: "Sungguh salah seorang diantara kalian dihimpun dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah juga seperti itu, kemudian menjadi segumpal daging juga seperti itu, kemudian Allah mengutus malaikat dan diperintahkannya dengan empat hal, rejekinya, ajalnya, sengsara ataukah bahagia, demi Allah, sungguh salah seorang diantara kalian, atau sungguh ada seseorang yang telah mengamalkan amalan-amalan penghuni neraka, sehingga tak ada jarak antara dia dan neraka selain sehasta atau sejengkal, tetapi takdir mendahuluinya sehingga ia mengamalkan amalan penghuni surga sehingga ia memasukinya. Dan sungguh ada seseorang yang mengamalkan amalan-amalan penghuni surga, sehingga tak ada jarak antara dia dan neraka selain sehasta atau dua hasta, lantas takdir mendahuluinya sehingga ia melakukan amalan-amalan penghuni neraka sehingga ia memasukinya." Sedang Adam mengatakan dengan redaksi 'kecuali tinggal sehasta'. (H.R. Bukhari)

Hadits di atas memberikan informasi bahwa proses pembentukan janin dalam rahim seorang wanita dari nuthfah (setetes air mani) menjadi alaqah (segumpal darah) adalah empat puluh malam. Ini adalah masa pembentukan, penciptaan pendengarannya dan penglihatannya. Kesempurnaan pembentukan bayi adalah empat bulan. Karenanya di masa itulah, bayi yang keguguran, jika mati tetap dishalatkan.

Hadits di atas juga menjelaskan bahwa amal, rizki, ajal, keberuntungan, dan kecelakaan, telah ditetapkan. Apakah nantinya dia akan menjadi seorang yang baik, rizkinya lancar, maupun celaka dan beruntungnya. Lantas untuk apa manusia beramal kalau semua sudah ditentukan semuanya? 

Kewajiban manusia adalah berupaya dengan sungguh – sungguh untuk melakukan amal perbuatan baik. Perbuatan baiklah yang akan mengantarkan manusia kepada surga. Bukankah semua sudah ditentukan? Ya, tetapi ada wilayah yang bisa dirubah dan ada yang tidak bisa dirubah. Yang bisa dirubah dinamakan takdir mu’allaq sementara yang tidak bisa dirubah adalah takdir mubram. Bagaimana cara merubahnya?

Cara merubah takdir adalah dengan berusaha sungguh – sungguh dan senantiasa berdoa. Karena takdir adalah rahasia Allah, sudah seharusnya manusia tetap bermohon kepada Allah. Mohon agar senantiasa mendapatkan hidayah-Nya hingga tidak tersesat di jalan yang salah. Seperti apapun amal perbuatan manusia, sebanyak apapun, tidak dibenarkan berlaku sombong, membanggakan amalnya, menganggap bahwa dirinya adalah ahli surga. Membanggakan diri dan menyombongkan diri dengan berbagai modelnya tidak bisa dibenarkan. Kesombongan hanyalah milik-Nya semata.

Takdir telah ditentukan oleh Allah sebelum manusia dilahirkan di dunia ini. Menurut keterangan hadits di atas bahwa sebagain di antara manusia beramal dengan amal ahli surga, tetapi takdir telah mendahuluinya, menetapkan dia sebagai ahli neraka. Karenanya ia masuk ke neraka. Sebaliknya sebagian di antara manusia beramal dengan amal ahli neraka, tetapi takdir telah mendahuluinya, menetapkan dia sebagai ahli surga. Jadilah ia sebagai ahli surga karena sebelum nyawa meninggalkan jasadnya, ia telah bertaubat kepada Allah.

Demikianlah takdir telah ditentukan, tetapi ia adalah misteri yang hanya diketahui oleh-Nya. Kewajiban manusia adalah beramal dan bermohon kepada-Nya agar hidayah tetap didapatkannya sampai ajal menjemput. Semoga Allah menetapkan kita sebagai ahli surga, dan menjadikan kita sebagai orang yang menghadap-Nya dengan husnul khatimah.

Semoga Bermnafaat...
Allahu A'lam...

Komentar