Mujahadah Nisfu Sanah Sampang
Penataan Allah untuk Pengamal Wahidiyah
Mujahadah
nisfu sanah adalah salah satu rangkain acara seremonial dalam pengamalan
Shalawat Wahidiyah. Diadakan dua kali dalam setahun oleh seluruh pengamal
wahidiyah dalam satu provinsi. Berkumpul bersama untuk mengadakan munajat
kepada Allah SWT dengan wasilah membaca Shalawat Wahidiyah. Tentuu tidak
semuanya bisa hadir, ada sebagian diantaranya yang karena sesuatu dan lain hal
belum bisa untuk mengikuti event akbar ini.
Kali
ini kabupaten Sampang Madura mendapat keistimewaan untuk menjadi tuan rumah
dalam penyelenggaraan acara mujahadah nisfu sanah ini. Segala persiapan telah dilakukan oleh panitia
untuk mensukseskan acara perjuangan kesadaran ‘Fafirru Ilallah wa Rasulihi SAW’
ini. Mulai tempat acara, persiapan panggung, pendanaan, sampai urusan administrative
perizinan dari pihak – pihak terkait sudah dijalankan. Acara ini diadakan di
lapangan lengser sejati kecamatan Camplong.
Sungguh
satu kebahagiaan bagi para pengamal yang mendapatkan kesempatan hadir dalam
acara ini. Bertemu langsung secara fisik dengan guru sejati, “Kanjeng Romo K.H.
Abdoel Lathief Madjied, R.A.” sekaligus mendapat tarbiyah batiniah yang
istimewa dari beliau. Semoga saja yang hadir dalam kesempatan ini diberi
kistiqamahan dalam mengamalkan shalawat wahidiyah dan mampu menjadi sebab
dibukanya mata hati umat masyarakat jami’al alamin untuk sadar kepada Allah wa
Rasulihi SAW. Pun pula bagi mereka yang karena sesuatu dan lain hal berhalangan
hadir, tetap medapat jangkungan dan barakah mujahadah.
Pada
kesempatan mujahadah ini beliau Kanjeng Romo K.H. Abdoel Lathief Madjied R.A,
banyak mengulas tentang keberadaaan Wahidiyah dari sisi penjelasan, sejarah,
pengalaman, hubungan dengan pemerintah, masyarakat, dengan politik dan
sebagainya. Semua di ulas tuntas dan gamblang untuk semakin memantapkan
keberadaan wahidiyah di tengah komunitas masyarakat berbangsa, bernegara, dan
beragama.
Wahidiyah
lahir dari pondok pesantren Kedunglo yang berlokasi di desa Bandar Lor
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Pondok ini didirikan oleh Mbah K.H. Moehamad Ma’roef,
Q.S. wa R.A. seorang ulama yang kesohor kewaliannya dan dianggap sebagai ‘profesor
do’a’ kala itu. Dita’lif oleh putra
kinasihnya Mbah K.H. Abdoel Madjied Ma’roef, Q.S. wa R.A. dan diteruskan oleh
putranya Kanjeng Romo K.H. Abdoel Lathief Madjied, R.A. Beliau adalah ulama
besar yang dikarunia ilmu laduni. Termasuk juga murid dari Syaikhana Khalil
Bangkalan, teman K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Abdul Karim Lirboyo. Beliau seorang
ahli riyadlah dan istijabah do’anya.
Pada
kisaran tahun 1950-an Mbah KH. Abdoel Madjied, Q.S. wa R.A. yang juga ahli
riyadlah dan gemar membaca shalawat, rukyah shalihah bertemu Rasulullah SAW
yeng memerintahkan kepada beliau untuk segera andil menyelamatkan umat masyarakat,
utamanya dalam bidang iman dan kesadaran kepada Allah. Beliau semakin
meningkatkan riyadlahnya hingga pada akhirnya lahir shalawat wahidiyah yang
ditaklifnya untuk menjernihkan hati dan ma’rifat billah.
Shalawat
ini kemudian beliau syiarkan dan diijazahkan kepada siapa saja yang mau
mengamalkannya. Tujuannya adalah semata taqarruban ilallah wa rasulihi saw dan
bukan yang lain. Sehingga ia bukanlah organisasi sebagaimana organisasi
keagamaan lain. Wahidiyah adalah satu bentuk perjuangan kesadaran kepada Allah
tanpa mengharuskan seseorang menganut satu madzhab tertentu, aliran tertentu
dan semisalnya. Karenanya wahidiyah bisa diamalkan oleh siapapun tanpa pandang
bulu dan golongan, dan tanpa memberlakukan batasan usia. Banyak pengamal
wahidiyah dari kalangan NU, Muhammadiyah, dan bahkan ada juga yang dari non
muslim. Tetapi Alhamdulillah banyak diantara mereka yang kemudian menyatakan
diri masuk Islam tanpa ada yang memerintahkan.
Saat
ini wahidiyah telah tersebar luas diseluruh penjuru tanah air. Hampir di setiap
daerah dan kabupaten sudah terbentuk jamaah. Tidak hanya itu wahidiyah juga
telah diterima di luar negeri. Sekarang ini wahidiyah telah memiliki beberapa
perwakilan di negara tetangga. Semua itu adalah nikmat dan barakah yang telah
diberikan Allah kepada seluruh pengamal wahidiyah.
Dalam
hal atsar dari mengamalkan wahidiyah, banyak sekalii pengamal yang mendapatkan
pengalaman baik secara ruhani maupun yaqadlatan. Semuanya berkat kesungguhan
dalam mengamalkan shalawat wahidiyah hingga Allah memberikan pertolongan-Nya.
Pengamal musti bersyukur dan semakin meningkatkan mujahadahnya. Ketasliman pada
guru ruhani harus ditingkatkan untuk semakin menambah peningkatan iman dan
kesadaran kepada Allah. Banyak diantara pengamal yang mengalami perubahan dari
yang buruk menjadi baik, kurang baik menjadi semakin baik dengan sungguh –
sungguh ‘ndherek’ dan meningkatkan mujahadahnya.
Berkaitan
dengan pemerintahan, maka wahidiyah telah terdaftar sebagai bentuk yayasan yang
terdaftar di kemenkumham. Wahidiyah legal, dan tidak ada alasan bagi sebagian
orang yang tidak suka untuk melarang kegiatan wahidiyah. Selain itu mereka yang
menghalang – halangi perjuangan wahidiyah, sesungguhnya mereka adalah orang
yang belum memahami secara baik tentang wahidiyah. Mbah Ma’roef dan Mbah
Madjied keduanya dahulu termasuk orang yang aktif dalam kepengurusan jam’iyyah
Nahdlatul Ulama. Wahidiyah secara historis memiliki hubungan erat dengan NU. Karenanya
tidak heran jika pengamal banyak yang berasal dari organisasi ini. Melakukan tahlil,
yasinan, ziarah maqbarah dan seterusnya yang merupakan tradisi yang melekat
kuat dalam jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Karenanya wahidiyah termasuk bagian dari
ahlus sunnah wal jama’ah.
Berkaitan
dengan politik, wahidiyah bukanlah partai. Wahidiyah bukan PDI, PKB, PAN atau
partai lainnya. Pengalam boleh berpolitik, tetapi jangan mempolitiki wahidiyah.
Bila ini terjadi maka bisa berbahaya. Wahidiyah adalah perjuangan kesadaran
kepada Allah yang bersifat rahmatan lil’alamin, mengajak umat dan masyarakat
kembali kepada Allah SWT wa Rasulihi SAW. Semoga saja nisfu sanah jawa timur
membawa atsar yang besar bagi perjuangan dan segera mengetuk hati umat
masyarakat jami’al ‘alamin sadar kepada Allah wa Rasulihi SAW. Amin. Salam
perjuangan Fafirru Ilallah wa Rasulihi SAW.
Semoga Bermanfaat...
Allahu A'lam...
Komentar
Posting Komentar