Keutamaan Bulan Rajab


Keutamaan Bulan Rajab


Dalam satu tahun terdapat dua belas bulan. Di antara dua belas tersebut terdapat empat bulan istimewa dan dimulyakan. Tiga di antaranya berurutan dan satu di antaranya di antara bulan Jumadil akhir dan Sya’ban yakni bulan Rajab. Rasulullah Saw bersabda:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ ابْنِ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الزَّمَانُ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: (BUKHARI - 2958) : Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Al Mutsannaa telah bercerita kepada kami 'Abdul Wahhab telah bercerita kepada kami Ayyub dari Muhammad bin Sirin dari Ibnu Abi Bakrah dari Abu Bakrah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Zaman (masa) terus berjalan dari sejak awal penciptaan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan, yaitu Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah dan al-Muharam serta Rajab yang berada antara Jumadil (akhir) dan Sya'ban". (HR. Bukhari)


Kemulyaan bulan Rajab telah masyhur di tengah-tengah umat Islam. Oleh karenanya banyak umat Islam yang menyambut kedatangan bulan Rajab dengan berbagai kegiatan baik secara individual maupun secara berjamaah bersama dengan komunitas masyarakat di lingkungannya.

Di masyarakat muslim Jawa, bulan Rajab ditandai dengan adanya peringatan rajabiyah. Peringatan rajabiyah dimaksudkan untuk memperingati peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad Saw., yakni satu peristiwa bersejarah di mana seorang anak manusia diperjalankan oleh Allah Swt dari Masjid al-Haram sampai ke Masjid al-Aqsha di satu malam dilanjutkan dengan mi’raj, naik ke langit sampai Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah Swt dan menerima perintah shalat lima waktu.

Masyarakat umumnya mengadakan peringatan isra’ mi’raj dengan mengadakan pengajian umum baik di tempat-tempat umum seperti lapangan, stadion maupun di tempat-tempat ibadah seperti mushalla dan masjid. Ada juga yang menyambut datangnya bulan Rajab dengan membaca shalawat seperti al-Barjanji, al-Dhiba’i, dan sebagainya di masjid-masjid maupun mushalla. Yang tidak boleh ketinggalan adalah membawa shadaqah berupa “berkat”, yang nantinya mereka makan selesai acara ditutup dengan do’a.

Sekilas seolah peringatan rajabiyah sepertinya hanya biasa-biasa saja, namun sesungguhnya kalau kita cermati ada makna yang sangat mendalam yang begitu penting untuk kita teladani. Peringatan rajabiyah bukan hanya sekedar makan-makan dan berkumpul-kumpul bersama handai tolan dan sanak-kerabat, namun banyak hal yang sesungguhnya bisa kita petik dari peristiwa mulia ini.

Pertama, peringatan rajabiyah merupakan wujud syukur kita kepada Allah Swt atas diutusnya seorang nabi pilihan-Nya yakni Nabi Muhammad Saw. Betapa tidak tanpa diutusnya Nabi Muhammad Saw tentulah manusia akan menjadi makhluk yang tersesat untuk selama-lamanya. Bahkan al-Qur’an menyebut bahwa saat itu manusia berada di tepi jurang Jahannam. Allah Swt berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran (3); 103)

Karena itulah sudah sepatutnya bagi umat Islam untuk bersyukur atas nikmat Allah Swt yang diberikan kepadanya. Dan nyatanya Rasulullah adalah perantara bagi kita, umat Islam untuk menerima nikmat tersebut. Karena itu bersyukur kepada Nabi Muhammad Saw selaku wasilah diterimanya nikmat adalah wajib hukumnya. Bersabda Rasulullah Saw:

حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ

Artinya: (ABUDAUD - 4177) : Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Ar Rabi' bin Muslim dari Muhammad bin Ziyad dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak dianggap bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada manusia." (HR. Abu Dawud)

Kedua, mengingat peristiwa bersejarah dan besar yang terjadi pada diri seorang manusia pilihan Allah Swt, yakni Nabi Muhammad Saw. Bagaimana tidak, dalam waktu hanya satu malam seorang manusia diperjalankan oleh Allah dari Masjid al-Haram sampai Masjid al-Aqsha hingga mi’raj ke Shidratul Muntaha, secara ruh dan jasadnya. Satu peristiwa yang tidak pernah dapat diterima oleh akal manusia namun terjadi semata karena untuk menunjukkan kuasa Allah Swt. Oleh karena itu dengan mengenang peristiwa bersejarah ini, maka semakin bertambahlah iman seorang mukmin kepada Allah Swt.

Ketiga, menilik kembali tentang kewajiban shalat. Shalat adalah amal ibadah paling penting dan utama dalam Islam. Tidak dibenarkan siapapun dan apapun pangkatnya dia, meninggalkan shalat sesuka hatinya. Shalat adalah tiang agama. Sesiapa yang berani menganggap remeh shalat, maka celakalah ia, karena ia meruntuhkan agamanya.

Pentingnya perintah shalat bagi umat Islam, sampai-sampai untuk memerintahkannya, Allah Swt memanggil Nabi Muhammad Saw untuk menghadap-Nya di Sidratul Muntaha. Karena itu dengan alasan apapun seseorang tidak dibenarkan meninggalkan shalat, senyampang dia masih mengaku dirinya sebagai seorang muslim. Tidak peduli apakah dia seorang pejabat konglomerat, seorang rakyat jelata, seorang ulama maupun santri, shalat tetap wajib baginya.

Keempat, semakin menambah rasa cinta kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan mengadakan rajabiyah, maka tumbuh dalam sanubari kita rasa cinta pada beliau Rasulullah Saw. Orang yang cinta kepada beliau dengan tulus ikhlas, maka kelak dia akan dikumpulkan bersamanya di surga.

Kelima, mempererat ukhuwah Islamiyyah, ukhuwwah basyariyyah dan ukhuwwah wathaniyyah. Dengan mengadakan peringatan rajabiyyah bersama-sama, ikatan persaudaraan sesama muslim, sesama manusia dan sesama warga negara akan semakin kuat. Semakin muncul kesadaran bahwa kita adalah saudara yang saling membutuhkan antara satu dengan lainnya. Saudara yang harus saling menyayangi mencintai dan menjauhi permusuhan. Timbullah kerukunan yang dengannya pembangunan bisa berjalan dengan lancar, ekonomi semakin meningkat hingga kesejahteraan segera menjadi kenyataan.

Keenam, peringatan rajabiyyah juga menjadi sarana bagi umat Islam untuk saling berbagai antara satu dengan lainnya. Dengan membawa “berkat”, maka kita bisa saling merasakan makanan satu dengan lainnya. Turut merasakan apa yang biasa dimakan oleh mereka yang miskin pun pula apa yang biasa dimakan oleh yang kaya. Yang miskin mereka akan berupaya membawa makanan teristimewa yang mereka punya pun pula sebaliknya. Dengan demikian yang kaya bisa merasakan betapa mereka yang miskin makan makanan yang serba sederhana jauh dari apa yang mereka rasakan selama ini. Dengan begitu harapannya adalah mereka segera tersadar dan tergerak hatinya untuk mau berbagai dengan sesama mereka.

Disamping kegiatan-kegiatan tersebut umumnya memasuki bulan Rajab umat Islam melakukan banyak perbaikan diri dengan memperbanyak ibadah. Baik dengan membaca dzikir, shalawat maupun yang lainnya. Harapannya mereka bisa bersua dengan Ramadhan dengan hati bersih dan siap menerima berkah yang ada di bulan suci Ramadhan.

Keutamaan Rajab juga disebut-sebut sebagai bulan bercocok tanam. Bulan di mana umat Islam memulai untuk beramal shalih sebanyak-banyaknya. Memperbanyak dzikir, shalawat dan berpuasa. Disebutkan dalam satu riwayat:

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ حَكِيمٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صَوْمِ رَجَبٍ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِي رَجَبٍ فَقَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ و حَدَّثَنِيهِ عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ ح و حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ كِلَاهُمَا عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ بِمِثْلِهِ

Artinya: (MUSLIM - 1960) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami bapakku telah menceritakan kepada kami Utsman bin Hakim Al Anshari ia berkata; Saya bertanya kepada Sa'id bin Jubair mengenai puasa Rajab, dan saat itu kami berada di bulan. Maka ia pun menjawab; Saya telah mendengar Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berpuasa hingga kami berkata berkata bahwa beliau tidak akan berbuka. Dan beliau juga pernah berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan puasa." Dan telah meceritakannya kepadaku Ali bin Hujr telah menceritakan kepada kami Ali bin Mushir -dalam riwayat lain- Dan telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus keduanya dari Utsman bin Hakim di dalama isnad ini, yakni dengan hadits semisalnya. (HR. Muslim)

Komentar

  1. Thanks for share infonya, semoga bermanfaat,.

    BalasHapus
  2. sama-sama semoga kita bisa mengambil manfaat di setiap peristiwa kehidupan. semoga bermanfaat

    BalasHapus

Posting Komentar