Taubat Sebagai Pondasi
Taubat
menjadi hal perting bagi setiap salikin yang ingin meningkatkan maqamnya di
hadapan Allah Swt. Para ulama memulai pembahasan tentang perjalanan menuju
kepada Allah dengan pembahasan taubat oleh karena ia adalah asas/pondasi bagi
maqam yang setiap hamba menuju kepadanya.
Dengan
taubat yang sungguh-sungguh, maka seluruh dosa dan kesalahan yang bersifat
haqqullah diampuni oleh Allah Swt. Adapun dosa haqqul Adamiy masih ada
tanggungan yang harus diselesaikan pelaku dosa tersebut agar dosanya bisa
dihapuskan dan diampuni Allah Swt.
Seorang
yang tidak mau menempuh jalur taubat, maka sampai dia matipun dia tidak akan
mencapai maqam qurbah di hadapan Allah Swt. Sebagaimana seorang yang tidak
memiliki tanah, maka ia juga tidak akan memiliki bangunan di atas satu bidang
tanah. Demikianlah orang yang tidak bertaubat atas semua kesalahan yang pernah
dilakukannya, maka dia tidak akan memiliki satu maqampun di sisi Allah Swt.
Para
ulama sangat menganjurkan untuk senantiasa istiqamah dalam menjalani taubat
karena hal ini sangat penting sekali. Manusia senantiasa dihiasi dengan
sifat-sufat yang mendorongnya untuk melakukan satu perbuatan yang menyimpang.
Karena itu, dengan terus menerus istiqamah dalam menjalankan taubat, maka
sewaktu-waktu ia menyimpang dalam perjalananya menuju kepada Allah, maka dia
tetap ada pada hukum di maqam di mana saat itu ia berada.
Syaikh
Muhammad bin Adnan Rahimahulah berkata: “Barangsiapa yang istiqamah dalam
taubatnya dengan menjauihi berbagai maksiat, maka ia akan meningkat pada taubat
dari melakukan sesuatu yang tidak ada artinya. Barangsiapa yang tidak istiqamah
dalam taubatnya, maka ia tidak akan mencium harumnya taubat yang dijalaninya.
Dia juga tidak akan mampu menjaga getaran hatinya selamanya. Bahkan getaran
hatinya untuk melakukan maksiat akan tetap mengalahkannya hingga dalam
shalatnya.”
Penting
sekali untuk menjaga agar taubat tetap terjaga dengan istiqamah. Keistiqamahan
dalam taubat akan mengantarkan si taib semakin dekat kepada Allah Swt. Renungkan
firman Allah Swt kepada Rasulullah Saw dalam Surat Hud (11); 112:
فَاسْتَقِمْ
كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
بَصِيرٌ
Artinya:
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah tobat beserta kamu dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan. (QS. Hud (11); 112)
Allah memerintahkan kepada Rasulullah Saw
untuk senantiasa istiqamah dalam jalan kebenaran. Yakni jalan orang-orang yang
kembali kepada Allah Swt. Allah memrintahkan kepadanya untuk tetap istiqamah
dalam taubatnya, dan orang-orang yang bertaubat bersamanya dari semua pengikut
dan umatnya.
Syaikh
Imam Ali al-Khawwash Rahimahullah mengatakan: “Barangsiapa istiqamah dalam
taubatnya, dan ia bersikap zuhud di dunia, maka ia akan mendapatkan seluruh
maqamat dan amal yang shalih.”
Istiqamah
dalam hal taubat mesti terus diupayakan. Jangan sampai terbesit dalam hati
kita, bahwa kita adalah orang baik dan telah diterima taubatnya. Orang yang
merasa baik dan merasa bahwa taubatnya telah diterima Allah Swt. sesungguhnya
adalah orang yang terjebak dalam tipuan syaithan. Mereka adalah orang-orang
yang sombong dan takabur.
Semoga
kita diberikan kemampuan oleh Allah Swt untuk istiqamah dalam taubat. Jangan
sampai lengah dengan keadaan yang ada dalam diri kita. Terus berbenah dan
waspada terhadap semua persoalan yang ada dalam diri kita dan tetap berharap
akan pertolongan-Nya.
Komentar
Posting Komentar