Tips Sukses Belajar Bahasa Arab (4)


Tips Sukses Belajar Bahasa Arab (4)
(Tamat)
 
Tidak ada yang instan di dunia ini, apalagi dalam urusan belajar. Diperlukan proses yang terus menerus dan berkelanjutan dalam proses belajar. Secerdas apapun seseorang tetap saja dia memerlukan waktu untuk bisa memahami ilmu yang sedang dipelajarinya.

Sehubungan dengan pembelajaran bahasa Arab, maka setidaknya para pembelajar bahasa Arab menyisakan waktu 3 jam dalam sehari untuk belajar dan menekuni bahasa Arab, jika memang ia menginginkan untuk bisa memahami bahasa Arab dengan baik. Hal ini disampaikan oleh Dr. Ahmad Haris, MA saat memberikan materi pada workshop percepatan pembelajaran baca kitab kuning di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan pada jurusan Pendidikan Bahasa Arab.

Beliau mengatakan, “Saya tidak percaya, jika ada yang menyatakan bahwa dengan menggunakan metode tertentu, anda bisa memahami bahasa Arab hanya dalam hitungan jam. Entah 6 jam, 3 jam atau yang lainnya.” Belajar memerlukan waktu yang cukup panjang untuk benar-benar bisa memahami dengan baik ilmu yang dipelajarinya. Waktu 6 jam untuk menguasai dan memahami bahasa Arab adalah hal yang mustahil. 6 jam hanyalah muqaddimah, sebagai perkenalan dalam bahasa Arab.


Untuk memahami dan mengerti bahasa Arab dengan baik, maka setidaknya seorang pembelajar bahasa Arab menyisihkan waktu 3 jam dalam sehari. Tiga jam tersebut dibagi menjadi tiga bagian. Satu jam untuk belajar mufradat (kosa kata), satu jam untuk belajar qawaid (kaidah gramatikal) dan satu jam lain untuk tatbhiq (praktik).

Bahasa Arab merupakan bahasa asing, bukan bahasa ibu yang dengan bahasa tersebut kita dilahirkan. Oleh karena itu tentu banyak kosa kata yang belum kita pahami. Karena itu kita harus menyisihkan waktu dalam satu jam dalam sehari untuk menghafal kosa kata. Taruhlah, kita menulis sepuluh mufrodat dalam lembar kecil untuk kita hafalkan secara sungguh-sungguh. Tidak perlu banyak-banyak, karena kapasitas otak kita terbatas. Sedikit demi sedikit asal istiqamah dan terus benar-benar ditancapkan dalam pikiran kita.

Banyaknya mufrodat yang dihafalkan dalam sehari tentu akan mempercepat hilangnya mufradat dari ingatan kita. Sebaliknya, jika anda sedikit demi sedikit menghafalnya, maka mufrodat itu akan semakin kuat ada ddalam ingatan kita.

Berikutnya, kita harus menyisihkan waktu satu jam untuk mempelajari qawaid. Qawaid bahasa Arab sangat kaya dan beragam. Bahkan ada yang menyatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang tersulit untuk dipelajari, jika dibandingkan dengan bahasa lain. Satu kalimat dalam bahasa Arab bisa berubah menjadi beragama kata dengan makna yang berbeda. Beda harakat, atau ada penambahan huruf dan atau pengurangan huruf juga bisa berdampak pada makna yang ditunjukkannya. Ditambah lagi, di bahasa Arab satu kalimat bisa dibaca dengan beragam harakat karena adanya perbedaan posisinya di dalam satu jumlah. Ini merupakan kaidah yang tidak ditemukan dalam tata bahasa selain bahasa Arab.

Oleh karena itu dibutuhkan waktu khusus untuk mempelajari dengan tekun tata kaidah dalam bahasa Arab. Tidak mungkin hal itu bisa dikuasai hanya dalam hitungan jam atau hari. Perlu proses yang terus-menerus dan berkelanjutan.

Berikutnya sisihkan waktu satu jam untuk mempraktikkan apa yang telah anda pelajari sebelumnya. Ingat, praktik itu penting artinya. Banyak orang yang tidak paham tentang ilmu pengetahuan karena dia tidak mempraktikkan dalam kesehariannya.

Untuk belajar bahasa, penting artinya untuk mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya sekedar kit abaca dan hafalkan saja, tetapi cobalah untuk dipraktikan dalam praktik yang nyata. Karena itu ada thariqah al-mubasyirah dalam belajar bahasa Arab.

Yang perlu dicatat lagi, ada empat maharah yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab, yakni maharatul kalam, istima’, qira’ah dan kitabah. Pertama, maharah al-kalam (ketrampilan berbicara). Fungsi bahasa yang sesungguhnya adalah sebagai lingua franca (bahasa komunikasi). Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari dengan melakukan dialog/komunikasi.

Untuk memenuhi kompetensi ini, maka para pembelajar bahassa Arab seharusnya senantiasa membiasakan diri dengan berbicara menggunakan bahasa Arab dengan rekan-rekan sejawatnya. Kemampuan berbicara pada mahasiswa PBA seringkali terhambat oleh karena ketidakmauan atau keengganan mereka menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi saat mereka ada di dalam atau di luar kelas perkuliahan. Selain itu, juga ada sebagian di antara mereka yang merasa takut, kalau-kalau mereka salah saat mengucapkan kata.

Berbagai anggapan seperti itu, sebaiknya dikesampingkan terlebih dahulu. Dijauhkan dari benak dan pikiran para pembelajar bahasa Arab. Lebih bagus lagi, mereka mau menciptakan “bi’ah lughawiyah”, lingkungan berbahasa bagi komunitasnya sendiri. Hal ini tentu akan memiliki dampak signifikan dalam proses pembelajaran mereka. Lihat saja para TKI dan TKW yang bekerja di Arab Saudi. Dalam hitungan bulan mereka bisa berbicara menggunakan bahasa Arab dengan lancar meskipun jika ditanya tata bahasanya mereka tidak paham. 

Untuk lancar berbahasa Arab dalam komunikasi yang dibutuhkan bukan kebenaran dalam menyusun tata bahasa. Kesampingkan hal itu, meskipun salah, tetaplah berbicara dengan menggunakan bahasa Arab. Pada akhirnya kesungguhan anda akan membawa diri anda untuk bisa berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Arab.

Yang perlu dicatat lagi, bahwa belajar bahasa sebagai komunikasi adalah mempelajari sesuatu yang biasa dipakai oleh penutur bahasa aslinya bukan apa yang seharusnya. Banyak orang Arab yang juga tidak paham dengan bahasa yang mereka pakai. Itulah kenyataannya. Karenanya tetaplah berbicara dengan menggunakan bahasa Arab meski anda salah dalam penyusunan tata bahasanya.

Kedua, maharat al-istima’, ketrampilan untuk mendengar. Bahasa asing seringkali menimbulkan masalah bagi para pembelajar bahasa saat pengguna bahasa asli menuturkannya. Karena itu untuk mendapatkan ketrampilan ini, tidak ada jalan lain bagi kita, selain dengan memperbanyak mendengar komunikasi orang-orang Arab melalui berbagai media yang mereka miliki. Baik melalui youtube, kaset cd dan sebagainya. Hal ini penting untuk melatih pendengaran kita agar terbiasa dengan gaya bicara dan ciri khas bahasa yang mereka miliki.

Ketiga, maharat al-qira’at, ketrampilan membaca. Membaca bahasa Arab tidak sama dengan membaca tulisan-tulisan teks dalam bahasa lain. Tidak semua orang bisa membaca dengan baik. Kemampuan membaca dalam bahasa Arab tentu mesti diawali dengan kemampuan dalam memahami kaidah-kaidah/tata bahasa seperti nahwu dan shorof. Tanpa itu, sulit dibayangkan seseorang bisa membaca teks-teks Arab dengan baik.

Perbedaan harakat fathah, kasrah, dhammah, sukun, dan sebagainya bisa berimplikasi pada kekeliruan makna yang dimaksud oleh satu jumlah. Oleh karena itu, sebelum seseorang membaca teks Arab tentu disamping dia harus mengetahui makna tiap mufradat, dia juga harus mengetahui bentuk-bentuk kalimat, serta posisi satu kalimat dalam satu jumlah. Ilmu nahwu, sharaf dan balaghah mutlak diperlukan dalam hal ini.

Keempat, maharatul kitabah, ketrampilan menulis. Ketrampilan ini juga mesti di dukung dengan berbagai ilmu alat. Boleh dibilang ketrampilan menulis adalah ketrampilan yang paling sulit di antara ketrampilan yang lainnya. Perlu terus menerus diasah dan ditekuni dengan serius. Setiap orang bisa saja menulis, akan tetapi hasil tulisannya tidak semuanya bisa dipahami oleh orang. Jangankan untuk menulis dengan bahasa Arab, kita yang sudah terbiasa dengan bahasa Indonesia saja, tulisan kita masih banyak yang keliru dan salah. Oleh karena itu, para pembelajar bahasa Arab tidak selayaknya bersikap sok tau dan bisa. Mereka yang merasa tahu dan bisa, sesungguhnya mereka adalah orang kerdil dan tidak punya kemampuan.

Belajarlah dengan tekun bahasa Arab. Bahasa Arab adalah bahasa yang penting untuk dipelajari agar kita, sebagai umat Islam mampu memahami pesan-pesan yang ada di dalam al-Qur’an. Ketidakpahaman terhadap bahasa Arab sama artinya dengan ketidakmungkinan bagi kita untuk memahami pesan-pesan Allah yang tertuang dalam al-Qur’an.

Setidaknya, belajarlah al-Qur’an karena tiga hal kata rasul dalam satu riwayat:
تعلمواالعربية لثلاث، لأنى عربي والقرأن عربي ولغة أهل الجنة فى الجنة عربي
Artinya: “Belajarlah bahasa Arab karena tiga hal, karena aku (Nabi Muhammad Saw) bangsa Arab, al-Qur’an berbahasa Arab dan penduduk surga di surga berbahasa Arab.”

Semoga bermanfaat (Tamat)

Komentar

  1. Subhanallah ustadz.. sangat bermanfaat dan memacu semangat untuk mempelajari bhs arab...
    Terima kasih ustadz..

    BalasHapus

Posting Komentar