Tips Sukses Belajar Bahasa Arab (2)


Tips Sukses Belajar Bahasa Arab (2)

Ketiga, sabar. Mencari ilmu itu harus sabar, tidak boleh mudah marah dan putus asa terhadap apa yang dipelajarinya saat menemukan kesulitan dalam belajar. Belajar memang memiliki banyak rintangan dan hambatan. Tetapi rintangan dan hambatan itu sesungguhnya bukanlah masalah pokok dalam belajar. Masalah utamanya adalah bagaimana kita menyikapi pelbagai hambatan dan rintangan tersebut untuk kemudian berusaha menemukan solusi dari pelbagai persoalan yang kita temui saat prsoses belajar. Kesabaran akan menentukan seberapa banyak ilmu yang kita dapatkan dari proses belajar yang kita lalui. Mereka yang tidak bersabar dan segera mengambil sikap untuk meninggalkan proses belajar, akan menuai kegagalan dalam proses belajarnya.

Orang pandai bukanlah orang yang langsung paham terhadap satu ilmu yang dipelajarinya. Mereka adalah orang yang mau secara tekun dan sabar belajar dan terus belajar saat tidak paham terhadap satu persoalan.


Demikian halnya dengan bahasa Arab. Karena bahasa Arab bukanlah bahasa ibu yang kita terlahir darinya, maka tentu akan banyak kendala yang kita hadapi di dalamnya. Mulai dari banyaknya kosa kata yang harus kita hafal, bentuk perubahan kata dari yang satu ke bentuk lain yang berimplikasi pada perubahan makna kata tersebut. Posisi satu kata/kalimat dalam sebuah jumlah yang tentu akan berimbas pada perubahan cara baca dan seterusnya. Semua itu sesungguhnya adalah satu tantangan bagi para pembelajar bahasa Arab.

Untuk menghadapi hal tersebut, kita memerlukan banyak kesabaran. Saat terasa jenuh dalam belajar bahasa Arab, ya beristirahatlah sebentar dan kemudian pulihkan semangat kita untuk berusaha mempelajarinya lagi. Seberapa besar kesabaran yang ada pada diri kita akan menentukan seberapa pahamnya kita terhadap bahasa Arab. Ingat, sabar!

Keempat, ada biayanya. Tentu tidak ada sesuatu yang gratis di dunia ini, kecuali anugerah kehidupan yang diberikan Allah Swt untuk kita. Para pembelajar harus menyadari sepenuhnya bahwa untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan itu diperlukan biaya.

Biaya tidak serta menunjuk pada materi, meski biaya erat kaitannya dengan materi. Biaya bisa diartikan juga kemauan pada diri anda untuk berkorban. Berkorban waktu, kesenangan dan seterusnya. Coba saja anda pikir, untuk sekedar bisa bermain Whatsap, Facebook dan media online lain anda rela membeli paket internet, lantas mengapa anda merasa berat untuk membeli buku yang bisa menopang proses belajar anda?

Nah, tentu hal ini perluu disikapi dengan bijak. Jika anda ingin memperoleh ilmu pengetahuan yang sesuai dengan harapan anda, maka sudah semestinya anda berani untuk mengeluarkan materi demi menunjang kesuksesan belajar anda. Rela mengorbankan uang untuk membeli buku, dan meninggalkan memperturutkan kesenangan diri untuk belajar.

Ini adalah bulghah, biaya yang harus kita keluarkan dalam proses belajar. Untuk memahami bahasa Arab dengan baik, maka kita memerlukan berbagai informasi tentang bahasa Arab, baik yang berupa cetak maupun elektronik untuk semakin meningkatkan kualitas kompetensi bahasa Arab kita. Jangan merasa berat untuk mengeluarkan biaya demi mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan kebahasaan.

Orang tua dahulu sebelum melepas kepergian anaknya untuk mondok, sering mengatakan, “Tak sangoni cengkir”. Artinya orang tua dahulu sering membekali anaknya dengan “cengkir”, kencenge pikir.

Cobalah merenung, bukankah “cengkir” ini memiliki makna yang sepadan dengan bulghah?. Bahkan “cengkir” merupakan bulghah yang paling utama dalam proses belajar. Dengan “cengkir” para penuntut ilmu rela untuk meninggalkan memperturutkan kesenangan-kesenangan nafsunya. Bahkan, mereka siap mengorbankan materi, waktu dan tenaga mereka untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Cobalah tengok dalam kitab “Ta’lim al-Muta’allim” karya Syaikh al-Zarnuji Rahimahullah. Banyak kisah dan petuah para ulama yang rela untuk meninggalkan tidur di malam hari untuk matla’ah kitabnya. Banyak juga yang meninggalkan tidur di atas kasur yang nyaman untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.

Begitulah para ulama terdahulu siap berkorban untuk mencari ilmu dan pengetahuan. Segala upaya dilakukan demi mendapatkan pengetahuan. Lantas, bagaimana dengan para pembelajar bahasa Arab? Jika kita ingin mendapatkan pengetahuan yang benar mengenai bahassa Arab setidaknya kita harus menyisihkan waktu kita untuk menekuni bahasa Arab.

Bersambung….

Komentar

  1. Ya Allah,, ngeh ustad. . Sangat Mantul (mantap betul) semoga sy bisa mendapat barokahnya dr ustad

    BalasHapus
  2. Aamiin...

    Semoga kita semua bisa menjadi murid yang berbakti kepada guru dan mendapat barakah manfaat ilmunya. Aamiin...

    BalasHapus

Posting Komentar