Memanfaatkan Sisa Usia
Setiap
orang memiliki jatah usianya masing-masing. Saat jatah tersebut habis, maka mau
tidak mau dia harus kembali menghadap kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman
dalam al-Qur’an Surat al-A’raf (7); 34:
وَلِكُلِّ
أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا
يَسْتَقْدِمُونَ
Artinya:
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila
telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan
tidak dapat (pula) memajukannya. (al-A’raf
(7); 34)
Semua orang memiliki jatah umur yang tidak sama antara satu dengan
lainnya. Ada seorang yang diberi jatah umur panjang dan adapula yang jatah
umurnya pendek. Namun berdasarkan riwayat hadits dari Abu Hurairah Ra bahwa
meyoritas usia umat Nabi Muhammad Saw adalah antara enam puluh hingga tujuh
puluh tahun. Rasulullah Saw bersabda:
عن أبي
هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم : ' أعمار أمتي ما بين ستين
إلى سبعين ، وأقلهم من يجوز ذلك ' . قال أبو عيسى : هذا حديث حسن غريب
Artinya: Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah Saw bersabda:
“Usia-usia umatku adalah antara enam puluh hingga tujuh puluh (tahun), dan
sedikit yang lebih dari itu.” Abu Musa mengatakan bahwa hadits ini hasan
gharib. (HR. Tirmidzi)
Berdasarkan keterangan hadits di atas, maka umumnya usia umat Nabi
Muhammad Saw berkisar antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun. Namun
demikian, ada juga sementara orang yang dilebihkan oleh Allah Swt dengan usia
yang melampaui itu hingga ada yang mencapai seratus tahun atau bahkan lebih.
Yang perlu ditegaskan lagi, bahwa panjang dan tidaknya usia,
sesungguhnya tidak menjadi penentu seberapa kualitas iman seseorang di hadapan
Allah Swt. Kualitas iman di hadapan Allah Swt hanya ditentukan oleh ketqwaan
mereka kepada Allah Swt. Semakin seseorang taat kepada apa yang diperintahkan
Allah dan menjauhi semua larangannya, maka semakin dia akan memperoleh posisi
yang terbaik di sisi Allah Swt. Disebutkan di dalam al-Qur’an Surat al-Hujurat
(49); 13:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ
شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.
Al-Hujurat (49); 13)
Allah menciptakan manusia dengan beragam perbedaan. Ada yang
berkulit putih, kuning, hitam dan sebagainya. Pun pula Allah juga menciptakan
manusia dengan perbedaan panjang dan pendeknya usia manusia. Ada manusia yang
ditakdirkan dengan usia panjang dan ada pula yang ditakdirkan dengan usia
pendek. Yang paling utama dan mulia di sisi Allah Swt adalah mereka yang paling
bertaqwa kepada-Nya.
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
حَدَّثَنَا
أَبُو حَفْصٍ عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ
عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ
قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ قَالَ فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ
مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Artinya: (TIRMIDZI - 2252) : Telah menceritakan kepada kami Abu
Hafsh 'Amru bin 'Ali telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al Harits telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Ali bin Zaid dari Abdurrahman bin Abu
Bakrah dari ayahnya, seseorang bertanya: siapa orang terbaik itu? Rasulullah
Shallallahu 'alahi wa Salam menjawab: "Orang ya ng panjang umurnya dan
baik amalnya." Ia bertanya: Lalu siapa orang yang terburuk itu? Rasulullah
Shallallahu 'alahi wa Salam menjawab: "Orang yang panjang umurnya tapi
buruk amalnya." Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih. (HR.
Tirmidzi)
Sebaik-baik manusia di sisi Allah adalah mereka yang dikaruniai
umur panjang dan baik amalnya. Sebaliknya seburuk-buruk manusia adalah mereka
yang dikaruniai panjang usia, namun buruk amal perbuatannya.
Oleh karena itu hal yang perlu untuk kita lakukan adalah bagaimana
memanfaatkan usia kita yang tersisa. Kita tidak pernah tahu berapa jatah usia
yang diberikan Allah pada diri kita. Mungkin saja, Allah memberikan usia
panjang, mungkin juga sebaliknya. Karena itu sebaiknya kita senantiasa berusaha
untuk memanfaatkan setiap waktu kita untuk taat kepada-Nya. Jangan sampai kita
terlena, hingga ketika kita kembali kepada-Nya, kita masih dalam keadaan hina
dengan banyaknya dosa dan maksiat yang kita perbuat.
Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk bertaubat
kepada-Nya dan mudah-mudahan kita kembali kepada-Nya dengan husnul khatimah.
Komentar
Posting Komentar