Kemulyaan Seseorang Tergantung pada Akhlaknya


Kemulyaan Seseorang Tergantung pada Akhlaknya


Akhlak adalah sifat yang tertanam pada diri seseorang yang dengannya ia bisa melakukan sesuatu dengan spontan tanpa berfikir panjang. Akhlak adakalanya baik dan ada kalanya buruk. Akhlak yang baik dikenal dengan akhlak mahmudah (terpuji) dan akhlak yang buruk dikenal dengan akhlak madzmumah (tercela).

Akhlak pada diri seseorang berkaitan erat dengan kondisi hatinya. Bila hatinya dihiasi dengan hidayah Allah Swt., maka yang muncul dalam kesehariannya adalah akhlak terpuji yang diridhai-Nya. Sebaliknya, jika hati dikuasai oleh nafsu dan angkara murka belaka, maka yang lahir dari dirinya adalah perilaku buruk yang tercela dan merugikan bagi yang lainnya.


Saat kita ingin mengenal seseorang, maka sebaiknya kita tidak hanya sekedar melihat dari baiknya pakaian yang dikenakan. Tidak sekedar melihat dari tanpannya wajah atau cantiknya paras semata. Tetapi lihatlah akhlak yang ditunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dikatakan dalam kata mutiara arab:

لا تنظرن لأثواب على أحد            إن رمت تعرفه فانظر إلى الأدب
وماالحسن فى وجه الفتى شرفا له        إن لم يكن فى فعله والخلائق
فلينظرن إلى من فوقه أدبا                ولينظرن إلى من دونه مالا

Artinya: “Janganlah engkau melihat pakaian seseorang (jika ingin mengenalnya), namun jika engkau ingin mengenalnya, lihatlah adabnya. Bukanlah karena ketampanannya seorang pemuda menjadi mulia, jika tidak diimbangi dengan baiknya perbuatan dan akhlaknya. Lihatlah seseorang  ke atas (dalam hal) akhlaknya, dan lihatlah seseorang ke bawah (dalam hal) hartanya.”

Pakaian bagus yang dikenakan seseorang tidak lantas menunjukkan baiknya seseorang. Banyak orang yang tertipu dengan bagusnya pakaian yang dikenakan. Banyak orang berpakaian bagus namun perangai dan tabiatnya tidak sesuai dengan apa yang ditentukan oleh syariat agama yang benar.

Jika anda ingin mengenal seseorang, maka lihatlah adabnya. Kenalilah akhlaknya dengan baik. Bagaimana dia berperilaku dan bergaul dalam kesehariannya. Jangan hanya sekedar melihat penampilan fisiknya semata. Atau melihat harta, ketampanan wajah, kecantikannya dan sejenisnya. Jika hanya melihat sisi tersebut banyak kemungkinan kita akan terjerumus pada pilihan yang salah.

Untuk lebih mengenal seseorang dengan baik, kita bisa juga mengenalinya dengan memperhatikan siapa temannya. Seseorang biasanya tidak akan jauh dari temannya. Jika dia akrab dengan seorang yang baik, besar kemungkinan bahwa dia adalah orang baik. Sebaliknya, bila temannya adalah orang-orang yang buruk dan jelek akhlaknya, besar kemungkinan dia adalah orang yang buruk perangainya.

Untuk urusan akhlak lihatlah ke atas, kepada orang yang lebih baik akhaknya. Dengan melihat ke atas orang-orang yang lebih baik akhlaknya, besar kemungkinan akhlak tersebut akan menular kepada kita. Kita akan berusaha berbenah diri, memperbaiki semua perilaku yang kurang baik pada diri kita sehingga kita akan menjadi orang yang baik.

Sebaliknya, dalam urusan harta, lihatlah ke bawah. Jangan melihat ke atas. Dengan melihat orang-orang yang lebih rendah hartanya, maka semakin besar rasa syukur kita terhadap karunia dari Allah Swt. Kita akan menjadi orang yang pandai bersyukur dan lupa pada sempitnya rizki yang kita punya. Pada akhirnya ke ‘lupa’ an tersebut menjadikan kita orang yang terus bahagia dalam menjalani hidup ini.

Sehubungan dengan hal tersebut, Rasulullah Saw bersabda:

عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم : ' انظروا إلى من أسفل منكم ، ولا تنظروا إلى من هو فوقكم ، فهو أجدر ألا تزدروا نعمة الله '

Artinya: “Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Lihatlah orang yang lebih rendah darimu, dan janganlah melihat kepada orang di atasmu. Maka hal itu lebih baik bagimu untuk tidak mengkufuri nikmat Allah”. (HR. Harits)

Dalam hal urusan dunia, sebaiknya kita melihat ke bawah agar kita tidak kufur terhadap nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Adapun dalam hal ilmu, keshalihan, akhlak, maka wajib bagi kita untuk melihat ke atas agar kita menjadi pribadi yang semakin baik dan mau untuk berbenah diri.

Bagusnya pakain, banyaknya uang dan harta yang dimiliki tidak menjadi ukuran mulyanya seseorang di tengah-tengah masyarakat. Banyak orang yang pakainnya bagus, hartanya berlimpah, namun dia tidak mendapatkan tempat di tengah-tengah masyarakat.

Akhlaklah yang menentukan mulya dan tidaknya seseorang di tengah masyarakat. Orang yang berakhlak baik akan disenangi oleh masyarakat dan pada akhirnya dia akan mendapatkan kedudukan yang mulya di tengah masyarakat.


Komentar

  1. Keren ustadz, updetan selanjutnya dinanti ustadz.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukran akhi...

      Siap berbagai semoga kita semakin baik kedepannya. Aamiin...

      Hapus
  2. Syukran atas apresiasinya semoga bermanfaat bagi semua umat

    BalasHapus

Posting Komentar